Senin, 26 Mei 2014

novel maya



Apresiasi Novel Maya Karya Ayu Utami
Kekasih Gelapku
Ø  Novel Maya adalah sebuah cerita yang menghubungkan dengan novel Seri Bilangan Fu dan Dwilogi Saman-Larung. Dalam novel ini diceritakan tentang kisah cinta Yasmin terhadap Saman . Yasmin sadar bahwasanya ia telah memiliki suami yang bernama Lukas dan setia kepadanya namun Yasmin lebih merasa nyaman bila berada didekat Saman yang jelas-jelas bukan suaminya. Bila kita cermati bahwasanya ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang itu melakukan selingkuh. Menurut Debbie Layton-Tholl, ahli psikologi menemukan beberapa alasan yang selalu diungkapkan ketika mereka terlibat perselingkuhan yaitu sebagai berikut : merasakan ketidakpuasan dalam kehidupan perkawinan, adanya kekosongan emosional dalam kehidupan pasangan tersebut, tidak lagi bisa mencintai pasangan, dll. Inilah yang pada akhirnya membawa Yasmin lebih memilih langkah yang salah untuk lebih menikmati hidup dan perasaanya.Hal ini rupanya yang membuat cerita cinta ini semakin rumit yang berakibat pada jalan cerita cinta yang panjang dan penuh lika-liku.
Ø  Dalam novel ini muncul tokoh Frater Wisanggeni yang menjadi juru selamat bagi umatnya. Seperti yang diketahui berdasarkan Dekrit Konsili Vatikan II dalam agama kristen tentang Pembinaan Imam tertulis,”…Hendaknya mereka (calon imam) dididik dengan seksama untuk memberikan bimbingan rohani supaya mereka mampu membina semua putra-putri Gereja, … kemampuan untuk mendengarkan orang lain dan untuk dalam semangat cinta kasih membuka hati bagi macam-macam segi kebutuhan manusia”. Dalam kutipan novel ini menceritakan tentang petunjuk Tuhan yang ingin disampaikan kepada Wisanggeni melalui batu yang ia peroleh dari Parang Jati yang bergambar Semar yang beralih wajah menjadi raut perempuan ikan. Dari sinilah ia mencoba membuka lembaran ayat dan memperoleh suatu makna bahwasnya pada yang terhina dan menderita, disanalah Tuhan hadir dihadapanmu. Dalam novel ini juga diceritakan mengenai Suhubudi seorang yang merupakan guru spiritual yang setia membantu orang-orang yang disekelilingnya yang mempunyai keterbatasan fisik dan kebanyakan dari orang-orang tersebut telah dibuang dan dikucilkan oleh keluarganya. Hal ini jelas dapat kita ketahui bahwasanya banyak seseorang yang mempunyai keterbatasa fisik yang masih mendapatkan perlakuan diskriminasi terhadap sesama. Dari pemaparan tersebut sebenarnya novel ini ingin memberikan makna bagi pembacanya untuk selalu membantu sesama yang berada dalam kondisi menyedihkan dan menderita yang tidak sepantasnya untuk dikucilkan dan dihina melainkan untuk diberi perlindungan.
Ø  Dalam novel ini juga banyak memaparkan isi mengenai nilai-nilai kebudayaan jawa yang masih tetap dipertahankan. Hal ini dapat kita ketahui dalam cuplikan sebgai berikut :

“Ia tak lagi menggugat mengapa ia dilahirkan pucat dan bulat, seperti seekor biul goa. Lagipula ia wanita. Wanita ada dalam posisi menerima. Mereka menerima lamaran, menerima benih. Mereka tanah yang digarap. Dengan menerimalah mereka jadi mulia. Ia melantunkan wejangan tentang kewanitaan, dalam kidung atau macapat, seperti yang ia pelajari dari para sinden dan nayaga. Wanita itu ani ditata, berani ditata.” (Utami, Ayu;2013;46)
“Orang Jawa percaya bahwa batu mustika hanya akan menampakkan diri pada mereka yang layak. Kau mungkin tak percaya bahwa bukan hanya Gusti Allah yang bisa memberi tanda. Hewan dan sesame manusia pun memberi tanda kepada kita.” (Utami;2013;106)

Ø  Menurut saya novel ini sangat mendidik karena novel ini banyak menguak berbagai seejarah baik itu berupa kebudayaan dan politik yang berada di Indonesia yang disajikan dan diulas dalam realita-realita secara ilmiah. Hal ini dapat kita lihat dalam cerita yang memaparkan kesalahan mengenai legenda Lara Jonggrang yang selama ini berkembang pesat dimasyarakat .

“ Maka mereka membangun legenda mereka sendiri untuk memaknai masa lalu yang telah asing. Bangsa ini menutup mata kelupaan mereka dengan cerita baru.
Jadi Arca perempuan cantik ini bukan Lara Jonggrang?
Tahukah kau siapa dia : Perempuan yang berdiri diatas seekor hewan, bertangan delapan, memegang senjata segala dewa? dia adalah Durga Mahishashuramardini. Artinya Durga yang mengalahkan Mahishashura. Mahishashura adalah yang bahkan para dewa tak bisa mengalahkannya. hanya seorang perempuan yang mampu ; dialah Durga , shakti dari Syiwa.
Jadi apa yang dikenal sebagai Prambanan atau Lara Jonggrang adalah kompleks percandian Hindu aliran Syiwa. Candi Syiwa adalah  yang terbesar dan terletak dipusat, diapit candi Brahmana dan Wishnu. Area Durga Mahishashuramardini terletak disalah satu garbagraha candi Syiwa. Tapi dua atau tiga abad setelah pembangunannya, generasi baru di Jawa telah lupa siapa Durga Mahishashuramardini. Dan mereka membuat mitos baru tentang Loro Jonggrang.” (Utami; 2013;163)

Selain itu dalam novel ini juga sedikit membahas tentang peristiwa dan latar belakang dibentuknya nama Semar yang telah dicetuskan oleh Soeharto pada masa pemerintahannya.
“ Lihat, betapa gampang kita lupa. Tapi, pernakah kamu berpikir bagaimana peristiwa itu bisa terjadi pada 11 Maret? Coba bayangkan kalau tanggalnya 4 April. Tak bisa menghasilkan akronim yang berwibawa. Superempap! Lima Mei: superlimei! Bunyi-bunyi yang tak menghasilkan mantra. Bagaimana bisa mengalahkan Azimat Revolusi! Mungkinkah Soeharto menghitung primbon dan menetapkan angka itu? Atau itu kebetulan yang menunjukkan semesta mendukung? Bagi orang Jawa, Semar adalah penjaga negeri ini.”
Hanya Semar yang sanggup mengalahkan Azimat. Begitu Soeharto memegang jimat Super Semar , maka ia bisa menyingkirkan Panca Azimat Revolusi. Mantra dikalahkan oleh mantra. Engkau mungkin tak mengerti, sebab engkau telah lahir dari pendidikan modern.(Utami;2013;169)

Ø  Dalam novel ini juga dibahas mengenai tokoh Maya Nama ini begitu spesial sehingga pengarang memilihnya sebagai judul. Maya adalah salah satu anggota Klan Saduki, sekumpulan manusia cacat yang dipelihara oleh Suhubudi di Padepokannya. Ia digambarkan sebagai seorang wanita kerdil yang albino dengan rambut putih dan tipis, meskipun begitu ia memegang peran menari sebagai Sinta dalam sendratari (orang cacat) Ramayana, khusus di padepokan pertunjukan ini digelar, penontonnya para tamu padepokan, termasuk Yasmin dan putrinya, juga Saman di masa lalu. Maya sendiri berarti tidak tampak, tidak ada tapi sesungguhnya ada. Maya juga merupakan nama lain yang lebih resmi dari Semar yaitu Sang Hyang Ismaya. Begitulah Maya yang seakan terlihat maya karena wujudnya yang putih bak manusia tembus pandang sehingga Suhubudi menamakan dirinya demikian.Dalam hal ini pengarang ingin menyiratkan suatu makna bahwa dibalik kelemahan seseorang terdapat kelebihan yang tidak kalah sempurna dengan manusia normal lainnya.

Ø  Isi pokok dari novel ini menceritkan tentang kisah cinta asmara antara Saman dan Yasmin .Yasmin yang memilih Saman sebagai pujaan hatinya yang selalu dapat memahami dirinya hal ini sangat berbeda dari sosok suaminya Lukas. Namun dalam perasaan ini Yasmin dipenuhi rasa berdosa terhadap Lukas suami yang mencintainya. Inilah yang akhirnya membuat Yasmin sadar akan cintanya terhadap Saman bahwasanya cinta merupakan dimana birahi tidak dicari, tapi juga tak disangkal. Ada cinta dimana kita tak menyentuh.


Aku mencintaimu. Dengan cinta yang baru. Dulu kita pernah berentuhan. Kini aku mengerti mengapa Ia pernah berkata : noli me tangere, jangan sentuh aku. Ada cinta dimana kita tak bisa menyentuh. Aku mengenal tubuhmu. Ketelanjanganmu yang sederhana. Tapi aku meihatnya dengan mata yang baru, gairah yang baru. Tiada lagi rasa untuk mengemasi . Tak ada agresivitas yang mencari sasaran. Telah habis segala rasa-rasa permukaan. Birahiku kembali api di ajntung hati. Akhirnya aku bisa mencintaimu dengan cinta seorang perempuan kepada lelaki yang dilukai. Perlahan-lahan aku akan mengerti tentang ketelanjangan yang pernah kau katakan. Ialah ketelanjangan dimana birahi tidak dicari , tapi juga tak disangkal. Ada cinta dimana kita tak menyentuh. (Utami;2013;246-247)

   
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar