Apresiasi
Novel Maya Karya Ayu Utami
Kekasih Gelapku
Ø
Novel Maya adalah sebuah cerita yang
menghubungkan dengan novel Seri
Bilangan Fu dan Dwilogi Saman-Larung. Dalam novel ini diceritakan tentang kisah
cinta Yasmin terhadap Saman . Yasmin sadar bahwasanya ia telah memiliki suami
yang bernama Lukas dan setia kepadanya namun Yasmin lebih merasa nyaman bila
berada didekat Saman yang jelas-jelas bukan suaminya. Bila kita cermati
bahwasanya ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang itu melakukan
selingkuh. Menurut Debbie
Layton-Tholl, ahli psikologi menemukan beberapa alasan yang selalu diungkapkan
ketika mereka terlibat perselingkuhan yaitu sebagai berikut : merasakan ketidakpuasan dalam kehidupan perkawinan, adanya kekosongan emosional dalam kehidupan pasangan
tersebut, tidak lagi bisa mencintai pasangan,
dll. Inilah yang pada akhirnya membawa Yasmin lebih memilih langkah yang salah
untuk lebih menikmati hidup dan perasaanya.Hal ini rupanya yang membuat cerita
cinta ini semakin rumit yang berakibat pada jalan cerita cinta yang panjang dan
penuh lika-liku.
Ø
Dalam novel ini muncul tokoh Frater
Wisanggeni yang menjadi juru selamat bagi umatnya. Seperti yang diketahui berdasarkan Dekrit Konsili Vatikan II dalam agama
kristen tentang Pembinaan Imam tertulis,”…Hendaknya
mereka (calon imam) dididik dengan seksama untuk memberikan bimbingan rohani
supaya mereka mampu membina semua putra-putri Gereja, … kemampuan untuk mendengarkan
orang lain dan untuk dalam semangat cinta kasih membuka hati bagi
macam-macam segi kebutuhan manusia”. Dalam kutipan novel ini menceritakan tentang
petunjuk Tuhan yang ingin disampaikan kepada Wisanggeni melalui batu yang ia
peroleh dari Parang Jati yang bergambar Semar yang beralih wajah menjadi raut
perempuan ikan. Dari sinilah ia mencoba membuka lembaran ayat dan memperoleh
suatu makna bahwasnya pada yang terhina dan menderita, disanalah Tuhan hadir
dihadapanmu. Dalam novel ini juga diceritakan mengenai Suhubudi seorang yang
merupakan guru spiritual yang setia membantu orang-orang yang disekelilingnya
yang mempunyai keterbatasan fisik dan kebanyakan dari orang-orang tersebut
telah dibuang dan dikucilkan oleh keluarganya. Hal ini jelas dapat kita ketahui
bahwasanya banyak seseorang yang mempunyai keterbatasa fisik yang masih
mendapatkan perlakuan diskriminasi terhadap sesama. Dari pemaparan tersebut
sebenarnya novel ini ingin memberikan makna bagi pembacanya untuk selalu
membantu sesama yang berada dalam kondisi menyedihkan dan menderita yang tidak
sepantasnya untuk dikucilkan dan dihina melainkan untuk diberi perlindungan.
Ø
Dalam novel ini juga banyak memaparkan
isi mengenai nilai-nilai kebudayaan jawa yang masih tetap dipertahankan. Hal
ini dapat kita ketahui dalam cuplikan sebgai berikut :
“Ia tak
lagi menggugat mengapa ia dilahirkan pucat dan bulat, seperti seekor biul goa.
Lagipula ia wanita. Wanita ada dalam posisi menerima. Mereka menerima lamaran,
menerima benih. Mereka tanah yang digarap. Dengan menerimalah mereka jadi
mulia. Ia melantunkan wejangan tentang kewanitaan, dalam kidung atau macapat,
seperti yang ia pelajari dari para sinden dan nayaga. Wanita itu ani ditata,
berani ditata.” (Utami, Ayu;2013;46)
“Orang
Jawa percaya bahwa batu mustika hanya akan menampakkan diri pada mereka yang
layak. Kau mungkin tak percaya bahwa bukan hanya Gusti Allah yang bisa memberi
tanda. Hewan dan sesame manusia pun memberi tanda kepada kita.”
(Utami;2013;106)
Ø
Menurut saya novel ini sangat
mendidik karena novel ini banyak menguak berbagai seejarah baik itu berupa
kebudayaan dan politik yang berada di Indonesia yang disajikan dan diulas dalam
realita-realita secara ilmiah. Hal ini dapat kita lihat dalam cerita yang
memaparkan kesalahan mengenai legenda Lara Jonggrang yang selama ini berkembang
pesat dimasyarakat .
“ Maka
mereka membangun legenda mereka sendiri untuk memaknai masa lalu yang telah
asing. Bangsa ini menutup mata kelupaan mereka dengan cerita baru.
Jadi Arca
perempuan cantik ini bukan Lara Jonggrang?
Tahukah kau
siapa dia : Perempuan yang berdiri diatas seekor hewan, bertangan delapan,
memegang senjata segala dewa? dia adalah Durga Mahishashuramardini. Artinya
Durga yang mengalahkan Mahishashura. Mahishashura adalah yang bahkan para dewa
tak bisa mengalahkannya. hanya seorang perempuan yang mampu ; dialah Durga ,
shakti dari Syiwa.
Jadi apa
yang dikenal sebagai Prambanan atau Lara Jonggrang adalah kompleks percandian
Hindu aliran Syiwa. Candi Syiwa adalah yang
terbesar dan terletak dipusat, diapit candi Brahmana dan Wishnu. Area Durga
Mahishashuramardini terletak disalah satu garbagraha candi Syiwa. Tapi dua atau
tiga abad setelah pembangunannya, generasi baru di Jawa telah lupa siapa Durga
Mahishashuramardini. Dan mereka membuat mitos baru tentang Loro Jonggrang.”
(Utami; 2013;163)
Selain itu dalam novel ini juga sedikit membahas tentang peristiwa
dan latar belakang dibentuknya nama Semar yang telah dicetuskan oleh Soeharto
pada masa pemerintahannya.
“ Lihat,
betapa gampang kita lupa. Tapi, pernakah kamu berpikir bagaimana peristiwa itu
bisa terjadi pada 11 Maret? Coba bayangkan kalau tanggalnya 4 April. Tak bisa
menghasilkan akronim yang berwibawa. Superempap! Lima Mei: superlimei!
Bunyi-bunyi yang tak menghasilkan mantra. Bagaimana bisa mengalahkan Azimat
Revolusi! Mungkinkah Soeharto menghitung primbon dan menetapkan angka itu? Atau
itu kebetulan yang menunjukkan semesta mendukung? Bagi orang Jawa, Semar adalah
penjaga negeri ini.”
Hanya
Semar yang sanggup mengalahkan Azimat. Begitu Soeharto memegang jimat Super
Semar , maka ia bisa menyingkirkan Panca Azimat Revolusi. Mantra dikalahkan
oleh mantra. Engkau mungkin tak mengerti, sebab engkau telah lahir dari
pendidikan modern.(Utami;2013;169)
Ø Dalam novel ini juga dibahas mengenai tokoh Maya Nama ini
begitu spesial sehingga pengarang memilihnya sebagai judul. Maya adalah salah
satu anggota Klan Saduki, sekumpulan manusia cacat yang dipelihara oleh
Suhubudi di Padepokannya. Ia digambarkan
sebagai seorang wanita kerdil yang albino dengan rambut putih dan tipis,
meskipun begitu ia memegang peran menari sebagai Sinta dalam sendratari (orang
cacat) Ramayana, khusus di padepokan pertunjukan ini digelar, penontonnya
para tamu padepokan, termasuk Yasmin dan putrinya, juga Saman di masa lalu.
Maya sendiri berarti tidak tampak, tidak ada tapi sesungguhnya ada. Maya juga
merupakan nama lain yang lebih resmi dari Semar yaitu Sang Hyang Ismaya.
Begitulah Maya yang seakan terlihat maya karena wujudnya yang putih bak manusia
tembus pandang sehingga Suhubudi menamakan dirinya demikian.Dalam hal ini
pengarang ingin menyiratkan suatu makna bahwa dibalik kelemahan seseorang
terdapat kelebihan yang tidak kalah sempurna dengan manusia normal lainnya.
Ø Isi pokok dari novel ini menceritkan tentang kisah cinta
asmara antara Saman dan Yasmin .Yasmin yang memilih Saman sebagai pujaan
hatinya yang selalu dapat memahami dirinya hal ini sangat berbeda dari sosok
suaminya Lukas. Namun dalam perasaan ini Yasmin dipenuhi rasa berdosa terhadap
Lukas suami yang mencintainya. Inilah yang akhirnya membuat Yasmin sadar akan
cintanya terhadap Saman bahwasanya cinta merupakan dimana birahi tidak dicari,
tapi juga tak disangkal. Ada cinta dimana kita tak menyentuh.
Aku mencintaimu. Dengan cinta yang
baru. Dulu kita pernah berentuhan. Kini aku mengerti mengapa Ia pernah berkata
: noli me tangere, jangan sentuh
aku. Ada cinta dimana kita tak bisa menyentuh. Aku mengenal tubuhmu.
Ketelanjanganmu yang sederhana. Tapi aku meihatnya dengan mata yang baru,
gairah yang baru. Tiada lagi rasa untuk mengemasi . Tak ada agresivitas yang
mencari sasaran. Telah habis segala rasa-rasa permukaan. Birahiku kembali api
di ajntung hati. Akhirnya aku bisa mencintaimu dengan cinta seorang perempuan
kepada lelaki yang dilukai. Perlahan-lahan aku akan mengerti tentang ketelanjangan
yang pernah kau katakan. Ialah ketelanjangan dimana birahi tidak dicari , tapi
juga tak disangkal. Ada cinta dimana kita tak menyentuh. (Utami;2013;246-247)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar